Perjalanan kehidupan
anak Adam sangatlah panjang, sudah mencapai ribuan tahun, sementara usia
mereka tidak lebih dari 70 tahun. Dan untuk mencapai masa akhir jaman
ini, entah dibutuhkan berapa ribu tahun lagi. Sementara setiap orang
diwajibkan untuk mempersiapkan perbekalan menuju alam akhir
sebanyak-banyaknya, namun jika dalam kurun masa hidupnya ia tidak mampu
mempersiapkan perbekalan karena waktu yang dilalui lebih banyak
disibukkan untuk urusan dunia, maka sisa usianya tidak akan cukup untuk
mempersiapkan perbekalan menuju akherat.
Dalam kitab Nashaihul ‘Ibaad karya Imam Nawai Al-Batani, Rasulullah saw pernah bersabda kepada Abu Dzar Al-ghifari ra : “Wahai Abu Dzar perbaikilah perahumu, karena lautan itu sangat dalam. Carilah perbekalan yang lengkap, karena perjalanan itu sangat jauh. Kurangilah beban (dosa), karena rintangan itu amatlah sulit untuk diatasi. Dan ikhlaslah dalam beramal karena yang menilai baik dan buruk adalah dzat yang maha melihat.”
Jika seorang mukmin sudah wafat dan meninggalkan dunia fana ini, terdapat 3 amalan saja yang masih diterima Allah sebagai pengganti jika sudah meninggalkan dunia ini sebelum datang hari akhir. Amalan-amalan tersebut akan terus mengalirkan pahala sebagai bagian dari bekal yang kekal untuk menjalani kehidupan yang nyata di kampong akherat, yaitu:
1. AMAL JARIYAH
Amal jariyyah menurut bahasa ialah perbuatan yang baik. Menurut istilah ulama syara’ amal jariyyah juga di sebut sebagai wakaf yaitu menahan sesuatu yang bolah dimanfaatkan bagi tujuan kemaslahatan umat serta kekal zatnya sebagai ( taqarrub) pendekatan diri terhadap Allah. Hukum melakukannya adalah sunat.
Firman Allah Ta’ala yang berbunyi :
لن تنالوا البر حتى تنفقوا مما تحبون وما تنفقوا من شيء فإن الله به عليم
Yang kira-kira bermaksud : "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya." (Qs.Ali ‘Imran:92)
Amal jariyah merupakan amalan yang terpuji disisi Allah antaranya ialah membangun masjid, surau/mushola atau pesantren/sekolah, mewakafkan kitab-kitab bermanfaat kepada masjid, membangun irigasi dan lain-lain semua yang berkaitan dengan kepentingan agama Allah swt. Perkara ini ada disebutkan dalam hadith, riwayat Ibn Majah bahawa Rasulullah SAW bersabda yang kira-kira bermaksud:
"Sesungguhnya amal dan kebaikan yang terus mengiringi seseorang ketika meninggal dunia adalah ilmu yang bermanfaat, anak yang dididik agar menjadi orang shaleh, mewakafkan Al-Quran, masjid, membangun tempat penginapan bagi para musafir, membuat irigasi, dan bersedekah.'' (HR Ibn Majah).
Pahala dari jenis amalan ini akan terus mengalir kepada si empunya amal hingga datangnya hari kiamat, besarnya pahala diperkirakan sangat besar, karena didalamnya ada orang banyak yang bisa menikmati kemudahan mengenal Allah dan rasul-Nya, mengenal agama dan seluruh ajaran-Nya. Jika hari kiamat datang 1000 tahun lagi, maka selama masa menunggu itu si fulan sudah mengumpulkan bekal yang amat besar bagi kehidupan akhiratnya.
2. ILMU YANG MANFAAT
Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam telah bersabda:
Maksudnya: "Sesiapa yang melalui jalan ke arah menuntut ilmu maka Allah mudahkan untuknya jalan ke syurga." (Hadith Riwayat Muslim)
Yang dimaksud ilmu bermanfaat adalah ilmu yang memiliki nilai keberlanjutan di masa depan. Tujuan setiap orang menuntut ilmu jangan hanya untuk mempebaiki kehidupan materinya, namun juga hendaknya diniatkan agar ilmu tersebut bermanfaat bagi kejayaan agama Allah swt di muka bumi. Banyak orang menuntut ilmu namun hanya untuk mencari materi di dunia, mereka tidak menggali ilmu Allah di muka bumi ini untuk diberikan pembelajaran bagi generasi berikutnya dan untuk saling menguatkan iman dan taqwa kepada Sang Khalik. Karena sesungguhnya hakikatnya ilmu itu adalah milik Allah swt saja, tidak ada seorangpun yang punya hak mengklaim bahwa dirinya adalah sang pemilik ilmu. Kepada mereka yang berilmu dan menyembunyikannya adalah termasuk daripada orang-orang yang rugi. Karena mereka cuma mendapat kepuasan diri sendiri dan pahalanya hanya sebatas didunia saja.
Hadith Riwayat Abu Daud dan at-Tirmidzi ada mengatakan bahawa Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:
"Sesiapa yang ditanya tentang ilmu lalu dia menyembunyikannya akan diikat mulutnya (meletakkan kekang di mulutnya seperti kuda) dengan kekang dari api neraka pada Hari Kiamat.)"
Maka dari itu setiap orang yang belajar dan menuntut ilmu, merupakan kewajiban bagi mereka untuk memanfaatkan ilmu tersebut dan mengajarkannya kepada orang lain yang sehingga ilmu itu akan berkembang terus dan semakin banyak manfaat yang diambil oleh generasi selanjutnya dan diantara mereka bisa saling mengingatkan dan menguatkan iman dna taqwa kepada Allah swt dalam keikhlasan dan kesabaran.
Sebagaimana yang dilakukan para guru dan pengajar yang bekerja ikhlas tanpa pamrih hanya ingin mencari ridha dari-Nya. Di sebabkan nilai keikhlasan amalan seseorang dalam mengajarkan ilmu mereka inilah, Allah mengangkat derajat para ilmuan dikalangan para sahabat dan ulama dan menjanjikan pahala yang besar semasa kita hidup ataupun setelah wafat.
3. DOA ANAK SHOLEH
Anak merupakan titipan/amanah Allah swt yang amat bernilai kepada kita untuk melahirkan generasi baru yang kuat dan memiliki ketangguhan iman dan taqwa di masa depan. Anak-anak sholeh ini hanya akan benar-benar terwujud ditangan orang tua yang amanah dan tawakal kepada-Nya. Sebuah hadist menjelaskan tentang tata cara mendidik anak sholeh;
“Berilah pendidikan anak-anakmu atas tiga macam; mengasihi nabi, mengasihi ahli rumahnya dan mempelajari Al Quran, maka sesungguhnya orang-orang yang hafal Al Quran berada dalam naungan Allah, pada hari yang tiada naungan selain naungan Allah swt beserta nabi-Nya dan sahabat-sahabat Nabi.” (HR Dailami dari Ali).
Mendidik anak dengan ajaran agama yang baik dan benar, akan menghasilkan anak yang soleh, baik budi pekerti dan agamanya bukan saja menjadi harapan bangsa dan masyarakat Islam malah kepentingannya kembali kepada orang tuanya itu sendiri kelak. Anak-anak sholeh ini adalah harapan masa depan umat muslim yang paling utama, mereka ibaratnya benteng yang tangguh dan kuat tidak tergoyahkan oleh hantaman dan godaan dunia. Anak sholeh ini memiliki keyakinan dan pendirian yang kuat imannya. Usaha besar orang tua untuk mendidik anak menjadi anak sholeh akan menjadi jalan kemudahan baginya menuju syurga, disamping anak-anak ini juga akan bisa menyelamatkan orang tuanya dari siksa api neraka dan doa-doa yang dikirimkannya akan menjadi bekal bagi kehidupannya di kampung akherat kelak. Anak sholeh ini juga akan menjadi ujung tombak tegaknya kebenaran Al Islam di muka bumi.
Maka dari itu saudaraku, segera bergegas mempersiapkan bekal yang abadi, sebelum tutup usia dan semua usaha anda tidak ada artinya lagi di hadapan Allah swt. Tiga macam perbekalan inilah yang akan bisa menyelamatkan kita dari penyesalan di padang ma’syar kelak. Tiga macam bekal inilah yang akan menolong kita kelak di timbangan amal kebaikan dan menyelamatkan kita dari kehinaan.
Dalam kitab Nashaihul ‘Ibaad karya Imam Nawai Al-Batani, Rasulullah saw pernah bersabda kepada Abu Dzar Al-ghifari ra : “Wahai Abu Dzar perbaikilah perahumu, karena lautan itu sangat dalam. Carilah perbekalan yang lengkap, karena perjalanan itu sangat jauh. Kurangilah beban (dosa), karena rintangan itu amatlah sulit untuk diatasi. Dan ikhlaslah dalam beramal karena yang menilai baik dan buruk adalah dzat yang maha melihat.”
Jika seorang mukmin sudah wafat dan meninggalkan dunia fana ini, terdapat 3 amalan saja yang masih diterima Allah sebagai pengganti jika sudah meninggalkan dunia ini sebelum datang hari akhir. Amalan-amalan tersebut akan terus mengalirkan pahala sebagai bagian dari bekal yang kekal untuk menjalani kehidupan yang nyata di kampong akherat, yaitu:
1. AMAL JARIYAH
Amal jariyyah menurut bahasa ialah perbuatan yang baik. Menurut istilah ulama syara’ amal jariyyah juga di sebut sebagai wakaf yaitu menahan sesuatu yang bolah dimanfaatkan bagi tujuan kemaslahatan umat serta kekal zatnya sebagai ( taqarrub) pendekatan diri terhadap Allah. Hukum melakukannya adalah sunat.
Firman Allah Ta’ala yang berbunyi :
لن تنالوا البر حتى تنفقوا مما تحبون وما تنفقوا من شيء فإن الله به عليم
Yang kira-kira bermaksud : "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya." (Qs.Ali ‘Imran:92)
Amal jariyah merupakan amalan yang terpuji disisi Allah antaranya ialah membangun masjid, surau/mushola atau pesantren/sekolah, mewakafkan kitab-kitab bermanfaat kepada masjid, membangun irigasi dan lain-lain semua yang berkaitan dengan kepentingan agama Allah swt. Perkara ini ada disebutkan dalam hadith, riwayat Ibn Majah bahawa Rasulullah SAW bersabda yang kira-kira bermaksud:
"Sesungguhnya amal dan kebaikan yang terus mengiringi seseorang ketika meninggal dunia adalah ilmu yang bermanfaat, anak yang dididik agar menjadi orang shaleh, mewakafkan Al-Quran, masjid, membangun tempat penginapan bagi para musafir, membuat irigasi, dan bersedekah.'' (HR Ibn Majah).
Pahala dari jenis amalan ini akan terus mengalir kepada si empunya amal hingga datangnya hari kiamat, besarnya pahala diperkirakan sangat besar, karena didalamnya ada orang banyak yang bisa menikmati kemudahan mengenal Allah dan rasul-Nya, mengenal agama dan seluruh ajaran-Nya. Jika hari kiamat datang 1000 tahun lagi, maka selama masa menunggu itu si fulan sudah mengumpulkan bekal yang amat besar bagi kehidupan akhiratnya.
2. ILMU YANG MANFAAT
Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam telah bersabda:
Maksudnya: "Sesiapa yang melalui jalan ke arah menuntut ilmu maka Allah mudahkan untuknya jalan ke syurga." (Hadith Riwayat Muslim)
Yang dimaksud ilmu bermanfaat adalah ilmu yang memiliki nilai keberlanjutan di masa depan. Tujuan setiap orang menuntut ilmu jangan hanya untuk mempebaiki kehidupan materinya, namun juga hendaknya diniatkan agar ilmu tersebut bermanfaat bagi kejayaan agama Allah swt di muka bumi. Banyak orang menuntut ilmu namun hanya untuk mencari materi di dunia, mereka tidak menggali ilmu Allah di muka bumi ini untuk diberikan pembelajaran bagi generasi berikutnya dan untuk saling menguatkan iman dan taqwa kepada Sang Khalik. Karena sesungguhnya hakikatnya ilmu itu adalah milik Allah swt saja, tidak ada seorangpun yang punya hak mengklaim bahwa dirinya adalah sang pemilik ilmu. Kepada mereka yang berilmu dan menyembunyikannya adalah termasuk daripada orang-orang yang rugi. Karena mereka cuma mendapat kepuasan diri sendiri dan pahalanya hanya sebatas didunia saja.
Hadith Riwayat Abu Daud dan at-Tirmidzi ada mengatakan bahawa Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:
"Sesiapa yang ditanya tentang ilmu lalu dia menyembunyikannya akan diikat mulutnya (meletakkan kekang di mulutnya seperti kuda) dengan kekang dari api neraka pada Hari Kiamat.)"
Maka dari itu setiap orang yang belajar dan menuntut ilmu, merupakan kewajiban bagi mereka untuk memanfaatkan ilmu tersebut dan mengajarkannya kepada orang lain yang sehingga ilmu itu akan berkembang terus dan semakin banyak manfaat yang diambil oleh generasi selanjutnya dan diantara mereka bisa saling mengingatkan dan menguatkan iman dna taqwa kepada Allah swt dalam keikhlasan dan kesabaran.
Sebagaimana yang dilakukan para guru dan pengajar yang bekerja ikhlas tanpa pamrih hanya ingin mencari ridha dari-Nya. Di sebabkan nilai keikhlasan amalan seseorang dalam mengajarkan ilmu mereka inilah, Allah mengangkat derajat para ilmuan dikalangan para sahabat dan ulama dan menjanjikan pahala yang besar semasa kita hidup ataupun setelah wafat.
3. DOA ANAK SHOLEH
Anak merupakan titipan/amanah Allah swt yang amat bernilai kepada kita untuk melahirkan generasi baru yang kuat dan memiliki ketangguhan iman dan taqwa di masa depan. Anak-anak sholeh ini hanya akan benar-benar terwujud ditangan orang tua yang amanah dan tawakal kepada-Nya. Sebuah hadist menjelaskan tentang tata cara mendidik anak sholeh;
“Berilah pendidikan anak-anakmu atas tiga macam; mengasihi nabi, mengasihi ahli rumahnya dan mempelajari Al Quran, maka sesungguhnya orang-orang yang hafal Al Quran berada dalam naungan Allah, pada hari yang tiada naungan selain naungan Allah swt beserta nabi-Nya dan sahabat-sahabat Nabi.” (HR Dailami dari Ali).
Mendidik anak dengan ajaran agama yang baik dan benar, akan menghasilkan anak yang soleh, baik budi pekerti dan agamanya bukan saja menjadi harapan bangsa dan masyarakat Islam malah kepentingannya kembali kepada orang tuanya itu sendiri kelak. Anak-anak sholeh ini adalah harapan masa depan umat muslim yang paling utama, mereka ibaratnya benteng yang tangguh dan kuat tidak tergoyahkan oleh hantaman dan godaan dunia. Anak sholeh ini memiliki keyakinan dan pendirian yang kuat imannya. Usaha besar orang tua untuk mendidik anak menjadi anak sholeh akan menjadi jalan kemudahan baginya menuju syurga, disamping anak-anak ini juga akan bisa menyelamatkan orang tuanya dari siksa api neraka dan doa-doa yang dikirimkannya akan menjadi bekal bagi kehidupannya di kampung akherat kelak. Anak sholeh ini juga akan menjadi ujung tombak tegaknya kebenaran Al Islam di muka bumi.
Maka dari itu saudaraku, segera bergegas mempersiapkan bekal yang abadi, sebelum tutup usia dan semua usaha anda tidak ada artinya lagi di hadapan Allah swt. Tiga macam perbekalan inilah yang akan bisa menyelamatkan kita dari penyesalan di padang ma’syar kelak. Tiga macam bekal inilah yang akan menolong kita kelak di timbangan amal kebaikan dan menyelamatkan kita dari kehinaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar