Jika
saat ini anda suka menjadi follower seorang artis ternama, apakah anda
juga sudah menjadi follower sejati nabi saw junjungan kita? Bukanah
seharusnya kita juga menjadi follower Sang Idola seluruh umat muslim
dunia ini dan menjadikannya tauladan yang wajid ditiru dan diikuti gaya
hidupnya. Walau Beliau kini sudah tiada, namun bukankah setiap ajaran
dan ajakan jauh lebih bermanfaat jika dibandingkan artis idola yang anda
ikuti saat ini. Lalu sejauh mana anda sudah menjadi follower nabi saw
hingga saat ini? Atau jangan-jangan anda tidak termasuk dalam kategori
orang yang mengikuti nabi saw, maka dari itu, berikut ini cirri orang
yang sudah mengikuti nabi saw dan mereka adalah golongan orang yang
sudah dipastikan akan menemani beliau di syurga nanti.
Menurut beberapa sumber, ada beberapa versi yang diikemukakan mengenai cirri pengikut nabi saw. diantaranya adalah :
1. Asyidda-u 'alal-kuffar (keras terhadap orang-orang “kafir”), maksudnya bahwa pengikut Muhammad itu adalah orang orang yang senantiasa keras pendirian dan tegas kebijakannya terhadap orang-orang kafir.
2. Ruhama-u bainahum (Berkasih sayang bersama mereka), maksudnya bahwa pengikut Muhammad itu saling mengasihi.
3. Tara-hum rukka'an sujjada (Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud), maksudnya bahwa pengikut Muhammad itu senantiasa ruku’ dan sujud dalam artian tunduk dan taat terhadap aturan Allah Swt.
4. Siima-hum fi-wuju-hihim min atsaris-sujuud( tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud),
Sifat dan perilaku diatas adalan cirri pengikut nabi saw yang terpuji di jamannya, lalu seperti apakah perilaku para pengikut nabi saw di akhir jaman kelak. Mengingat sudah semakin terbukanya berbagai bidang keilmuan, semakin derasnya arus informasi dan sudah banyaknya manusia yang terjangkit penyakit Wahan (penyakit cinta dunia dan takut mati). Seperti apa perilaku para pengikut nabi saw di akhir jaman yang serba sulit dimasa ini menyebaran nilai-nilai kebenaran dan sulit sekali mengajak mereka berbuat baik, sementara mereka sangat mencintai dunia.
Kata Ali ra. Menjelaskan bahwa diantara umatnya Nabi saw; “Barang siapa yang mengumpulan enam hal, maka dia akan memperoleh harapan masuk surga dan meninggalkan neraka;
1) Orang yang mengenal Allah dan berbakti kepadanya;
2) Mengenal syetan dan berusaha menentangnya;
3) Mengenal kebenaran lalu mengikutinya
4) Mengenal kebathilan lalu menjauhinya
5) Mengenal dunia lalu melemparnya, dan
6) Mengingat akherat lalu mencarinya.
1. MENGENAL ALLAH SWT
Allah adalah zat yang wajib al-wujud yaitu zat yang wajib adanya, tentulah Allah dapat dikenal, dan kewajiban pertama bagi setiap muslim adalah terlebih dahulu mengenal kepada yang disembahnya, barulah ia berbuat ibadah sebagimana sabda Nabi :
أَوَلُ الدِّيْنِ مَعْرِفَةُ اللهِ
Artinya: “Pertama sekali di dalam agama ialah mengenal Allah"
Ia mengenal sifat Dzat Tuhannya dari berbagai ciptaan-Nya yang ada di alam ini. Melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya adalah pokok utama ajaran Nabi Muhammad saw.
2. MENGENAL HAKIKAT DIRI
Ciri yang kedua adalah adalah seseorang itu sudah mengenal dirinya sendiri, memahami hakikat jalan kebenaran dan kefasikan, mengetahui hakikat sifat kemanusiaan dan kemahlukannya sebagai insane yang diciptakan memiliki kelebihan dan kekurangan, memahami potensi dan kemampuan diri, mengetahui kelemahan dalam dirinya. Ia adalah sosok yang mau menerima ilmu dan pemahaman jauh lebih dalam dan jauh lebih luas dari hakikat ilmu itu sendiri.
Kenallah dirimu, sebagaimana sabda Nabi SAW;
مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ وَمَنْ عَرَفَ رَبَّهُ فَسَدَ جَسَدَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya, dan barangsiapa yang mengenal Tuhannya maka binasalah (fana) dirinya.
3. MEMAHAMI TUJUAN HIDUP
Setelah mengenal diri dan Tuhan-Nya, lalu ia juga mengetahui tujuan kehadirannya dalam kehidupan ini, ia mengetahui dalam rangka apa ia diciptakan, ia tahu ke mana ia akan membawa hidupnya dan dengan segenap jiwa dan raga maka ia mau melakukan apapun yang diperlukan untuk mencapai tingkatan mahluk yang lebih baik dan lebih mulia. Ia mempersiapkan segala sesuatunya untuk menjalankan misi kehidupannya sesuai dengan kemampuan dan tugas yang sudah digariskan Tuhan kepadanya. Secara keseluruhan ia mengetahui apa saja yang hendak ia lakukan di dunia ini atau dengan kata lain, orang ini sudah mendapat petunjuk.
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al an-am 82.)
4. MENGENAL MUSUH DAN LAWAN
Ia juga adalah sosok yang mengetahui siapa saja yang layak dijadikan teman dan siapa saja yang seharusnya di jauhi. Sosok musuh terbesar yang harus dikalahkan pertama kali adalah hawa nafsu melalui sifat-sifat syetan yang menghuni sisi negative dalam dirinya. Ia bisa melawan godaan hawa nafsu yang ingin mengajaknya berbuat dosa, dan memilih berlindung kepada Allah swt sebagai sahabat yang akan selalu menolongnya dari jebakan dan hasutan hawa nafsu.
"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." QS. Fatir [35] : 6.
5. SABAR MENGEKANG HAWA NAFSU
Berlawanan makna sabar yang dimaksud dengan point 1 diatas (Asyidda-u 'alal-kuffar (keras terhadap orang-orang “kafir), makna sabar menahan hawa nafsu disini adalah sabar dalam menegakan kebenaran dengan cara damai, tenang dan ikhlas, bukan dengan jalan peperangan dan permusuhan. Sabar berdakwah dengan keihlasan dan ketenangan, tidak memaksakan kehendak dan tidak memojokkan siapapun. Sabar tetap berdakwah walau mungkin memang sudah semakin sulit mengajak orang pada kebenaran, tetapi tetap utamakan sabar menahan hawa nafsu untuk tidak bertindak kasar dan memaksa.
“Dan menahan diri dari keinginan hawa nafsu, maka sungguh surga adalah tempat tinggalnya.” (QS. An Nazia ; 40-41)
Cakupan sabar ini juga sama halnya rasulullah berjuang melalui dakwah di jamannya yang selalu mendapat hinaan dan cercaan, umatnya nabi saw juga bisa bersabar dalam berdakwah dengan mengekang hawa nafsu untuk tidak melakukan tindak pemaksaan atau memaksakan kehendak pribadi untuk segera mencapai tujuan.
6. SEDIKIT MAKAN, SEDIKIT TIDUR DAN SEDIKIT ANGAN
Sedikit tidur bisa memperbaiki hati, sedikit bicara bisa selamat diri dari fitnah, sabar dari bencana bisa meninggikan derajat. Sedikit makan bisa mengurangi kesenangan hawa nafsu. Banyak makan bisa menimbulkan kerasnya hati dan sirnanya cahaya hikmah, semenatara terlalu kenyang membuat semakin jauh dari Allah swt. Ia sadar juga bahwa dengan sedikit lapar akan bisa menekan hawa nafsu dan membuat hati menjadi lembut. Inilah cirri pengikut nabi saw yang istiqomah.
Nabi bersabda: “Tiga macam perkara menyebabkan kekerasan hati: yaitu terlalu banyak tidur, terlalu banyak angant dan terlalu banyak makan.”
7. SIBUK DAN FOKUS PADA TUJUAN AKHIR@
Ciri terakhir adalah orang yang selalu sibuk melakukan introperksi diri, mencari kesalahan dan kekurangan pada dirinya bukan pada diri orang lain. Ia sibuk memperbaiki diri dan mencari tahu kemampuan apa yang bisa ia kembangkan dalam rangka berkontribusi dalam berdakwah mengajak umat muslim pada jalan kebenaran. Ia juga sibuk mengembangkan eksistensi dirinya dalam beribahdah untuk terus dan terus memperdalam ilmu agama dan belajar pada banyak ulama untuk mendapatkan keberkahan ilmu. Orang ini tidak pernah punya waktu untuk sejenak santai memikirkan kesenangan dunia, yang ada di pikirannya hanyalah memperbaiki akhlak umat dan menyelamatkan ajaran islam hingga akhir hayatnya.
"hai jiwa yang tenang, kembalilah pada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi di ridhoi. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaku, masuklah ke dalam syurgaku" QS Al Fajr; 27-30.
Jika meliaht 7 ciri-ciri yang sudah disebutkan di atas, maka jika kita mengacu pada keadaan masyarakat sekarang ada beberapa public figure yang sudah mengarah pada perilaku mengikuti Nabi saw dan mereka sudah membiasakan diri untuk banyak belajar dan memberi contoh yang baik kepada masyarakat, diantaranya adalah;
Public Figure Pria; Teuku Wisnu, Syarul Gunawan, Tommy Kurniawan, Irwan Syah, Dude Herlino, Baim Wong, Hamas Syahid (Aktor pendatang baru), anggota Group Band Wali dan lain-lain.
Public Figure Wanita; Zaskia Sungkar, Laudya Cintya Bella, Dewi Sandra, Zaskia Adya Meca, Sheren Sungkar, Oki Setyana Dewi, Nuri Maulida, Zee zee Shahab, Sandrina Malakiano dan lain-lain.
Dalam sikap dan tingkah laku mereka terlihat biasa-biasa namun lihatlah dalam bertutur kata, terlihat santun, lugas dan sederhana. Terutama selebriti pria yang alim dan kharismatik; tatapan matanya sejuk, gaya bicaranya santun, gerak tubuhnya ringan, cara berpikirnya sederhana, murah senyum pada semua orang, dan tampilan wajahnya putih bersih dan segar karena selalu terkena air wudhu. Beberapa orang diantara mereka saat ini sedang mendalami ilmu agama dengan baik dan mereka konsisten menjadi muslim dijalan yang benar tanpa merasa malu. Semoga mereka selalu diteguhkan iman islamnya.
Bukan hanya dalam peran di layar kaca, mereka berpenampilan agamis, dalam kehidupan sehari-haripun mereka berpenampilan sebagai umat muslim yang taat (menutup aurat dan menjuhi yang bukan muhrim). Mereka tidak malu-malu menampakkan identitas spiritualnya di muka umum, walau mereka adalah public figure yang selalu jadi perhatian banyak orang. Dan faktanya dengan jumlah penduduk ratusan juta seperti Indonesia ini masih membutuhkan lebih banyak lagi public figure yang punya karakter seperti ini, dalam rangka membendung sikap dan perilaku radikal di masyarakat yang menginginkan hadirnya tokoh panutan yang patut dicontoh.
Dan faktanya diantara mereka adalah pasangan suami istri yang memegang teguh akidah islam, makanya pasangan-pasangan itu terlihat harmonis dan langgeng berumah tangga. Semoga kita bisa menjadi pengikut nabi saw yang mendapat petunjuk. amin
Menurut beberapa sumber, ada beberapa versi yang diikemukakan mengenai cirri pengikut nabi saw. diantaranya adalah :
1. Asyidda-u 'alal-kuffar (keras terhadap orang-orang “kafir”), maksudnya bahwa pengikut Muhammad itu adalah orang orang yang senantiasa keras pendirian dan tegas kebijakannya terhadap orang-orang kafir.
2. Ruhama-u bainahum (Berkasih sayang bersama mereka), maksudnya bahwa pengikut Muhammad itu saling mengasihi.
3. Tara-hum rukka'an sujjada (Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud), maksudnya bahwa pengikut Muhammad itu senantiasa ruku’ dan sujud dalam artian tunduk dan taat terhadap aturan Allah Swt.
4. Siima-hum fi-wuju-hihim min atsaris-sujuud( tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud),
Sifat dan perilaku diatas adalan cirri pengikut nabi saw yang terpuji di jamannya, lalu seperti apakah perilaku para pengikut nabi saw di akhir jaman kelak. Mengingat sudah semakin terbukanya berbagai bidang keilmuan, semakin derasnya arus informasi dan sudah banyaknya manusia yang terjangkit penyakit Wahan (penyakit cinta dunia dan takut mati). Seperti apa perilaku para pengikut nabi saw di akhir jaman yang serba sulit dimasa ini menyebaran nilai-nilai kebenaran dan sulit sekali mengajak mereka berbuat baik, sementara mereka sangat mencintai dunia.
Kata Ali ra. Menjelaskan bahwa diantara umatnya Nabi saw; “Barang siapa yang mengumpulan enam hal, maka dia akan memperoleh harapan masuk surga dan meninggalkan neraka;
1) Orang yang mengenal Allah dan berbakti kepadanya;
2) Mengenal syetan dan berusaha menentangnya;
3) Mengenal kebenaran lalu mengikutinya
4) Mengenal kebathilan lalu menjauhinya
5) Mengenal dunia lalu melemparnya, dan
6) Mengingat akherat lalu mencarinya.
1. MENGENAL ALLAH SWT
Allah adalah zat yang wajib al-wujud yaitu zat yang wajib adanya, tentulah Allah dapat dikenal, dan kewajiban pertama bagi setiap muslim adalah terlebih dahulu mengenal kepada yang disembahnya, barulah ia berbuat ibadah sebagimana sabda Nabi :
أَوَلُ الدِّيْنِ مَعْرِفَةُ اللهِ
Artinya: “Pertama sekali di dalam agama ialah mengenal Allah"
Ia mengenal sifat Dzat Tuhannya dari berbagai ciptaan-Nya yang ada di alam ini. Melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya adalah pokok utama ajaran Nabi Muhammad saw.
2. MENGENAL HAKIKAT DIRI
Ciri yang kedua adalah adalah seseorang itu sudah mengenal dirinya sendiri, memahami hakikat jalan kebenaran dan kefasikan, mengetahui hakikat sifat kemanusiaan dan kemahlukannya sebagai insane yang diciptakan memiliki kelebihan dan kekurangan, memahami potensi dan kemampuan diri, mengetahui kelemahan dalam dirinya. Ia adalah sosok yang mau menerima ilmu dan pemahaman jauh lebih dalam dan jauh lebih luas dari hakikat ilmu itu sendiri.
Kenallah dirimu, sebagaimana sabda Nabi SAW;
مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ وَمَنْ عَرَفَ رَبَّهُ فَسَدَ جَسَدَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya, dan barangsiapa yang mengenal Tuhannya maka binasalah (fana) dirinya.
3. MEMAHAMI TUJUAN HIDUP
Setelah mengenal diri dan Tuhan-Nya, lalu ia juga mengetahui tujuan kehadirannya dalam kehidupan ini, ia mengetahui dalam rangka apa ia diciptakan, ia tahu ke mana ia akan membawa hidupnya dan dengan segenap jiwa dan raga maka ia mau melakukan apapun yang diperlukan untuk mencapai tingkatan mahluk yang lebih baik dan lebih mulia. Ia mempersiapkan segala sesuatunya untuk menjalankan misi kehidupannya sesuai dengan kemampuan dan tugas yang sudah digariskan Tuhan kepadanya. Secara keseluruhan ia mengetahui apa saja yang hendak ia lakukan di dunia ini atau dengan kata lain, orang ini sudah mendapat petunjuk.
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al an-am 82.)
4. MENGENAL MUSUH DAN LAWAN
Ia juga adalah sosok yang mengetahui siapa saja yang layak dijadikan teman dan siapa saja yang seharusnya di jauhi. Sosok musuh terbesar yang harus dikalahkan pertama kali adalah hawa nafsu melalui sifat-sifat syetan yang menghuni sisi negative dalam dirinya. Ia bisa melawan godaan hawa nafsu yang ingin mengajaknya berbuat dosa, dan memilih berlindung kepada Allah swt sebagai sahabat yang akan selalu menolongnya dari jebakan dan hasutan hawa nafsu.
"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." QS. Fatir [35] : 6.
5. SABAR MENGEKANG HAWA NAFSU
Berlawanan makna sabar yang dimaksud dengan point 1 diatas (Asyidda-u 'alal-kuffar (keras terhadap orang-orang “kafir), makna sabar menahan hawa nafsu disini adalah sabar dalam menegakan kebenaran dengan cara damai, tenang dan ikhlas, bukan dengan jalan peperangan dan permusuhan. Sabar berdakwah dengan keihlasan dan ketenangan, tidak memaksakan kehendak dan tidak memojokkan siapapun. Sabar tetap berdakwah walau mungkin memang sudah semakin sulit mengajak orang pada kebenaran, tetapi tetap utamakan sabar menahan hawa nafsu untuk tidak bertindak kasar dan memaksa.
“Dan menahan diri dari keinginan hawa nafsu, maka sungguh surga adalah tempat tinggalnya.” (QS. An Nazia ; 40-41)
Cakupan sabar ini juga sama halnya rasulullah berjuang melalui dakwah di jamannya yang selalu mendapat hinaan dan cercaan, umatnya nabi saw juga bisa bersabar dalam berdakwah dengan mengekang hawa nafsu untuk tidak melakukan tindak pemaksaan atau memaksakan kehendak pribadi untuk segera mencapai tujuan.
6. SEDIKIT MAKAN, SEDIKIT TIDUR DAN SEDIKIT ANGAN
Sedikit tidur bisa memperbaiki hati, sedikit bicara bisa selamat diri dari fitnah, sabar dari bencana bisa meninggikan derajat. Sedikit makan bisa mengurangi kesenangan hawa nafsu. Banyak makan bisa menimbulkan kerasnya hati dan sirnanya cahaya hikmah, semenatara terlalu kenyang membuat semakin jauh dari Allah swt. Ia sadar juga bahwa dengan sedikit lapar akan bisa menekan hawa nafsu dan membuat hati menjadi lembut. Inilah cirri pengikut nabi saw yang istiqomah.
Nabi bersabda: “Tiga macam perkara menyebabkan kekerasan hati: yaitu terlalu banyak tidur, terlalu banyak angant dan terlalu banyak makan.”
7. SIBUK DAN FOKUS PADA TUJUAN AKHIR@
Ciri terakhir adalah orang yang selalu sibuk melakukan introperksi diri, mencari kesalahan dan kekurangan pada dirinya bukan pada diri orang lain. Ia sibuk memperbaiki diri dan mencari tahu kemampuan apa yang bisa ia kembangkan dalam rangka berkontribusi dalam berdakwah mengajak umat muslim pada jalan kebenaran. Ia juga sibuk mengembangkan eksistensi dirinya dalam beribahdah untuk terus dan terus memperdalam ilmu agama dan belajar pada banyak ulama untuk mendapatkan keberkahan ilmu. Orang ini tidak pernah punya waktu untuk sejenak santai memikirkan kesenangan dunia, yang ada di pikirannya hanyalah memperbaiki akhlak umat dan menyelamatkan ajaran islam hingga akhir hayatnya.
"hai jiwa yang tenang, kembalilah pada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi di ridhoi. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaku, masuklah ke dalam syurgaku" QS Al Fajr; 27-30.
Jika meliaht 7 ciri-ciri yang sudah disebutkan di atas, maka jika kita mengacu pada keadaan masyarakat sekarang ada beberapa public figure yang sudah mengarah pada perilaku mengikuti Nabi saw dan mereka sudah membiasakan diri untuk banyak belajar dan memberi contoh yang baik kepada masyarakat, diantaranya adalah;
Public Figure Pria; Teuku Wisnu, Syarul Gunawan, Tommy Kurniawan, Irwan Syah, Dude Herlino, Baim Wong, Hamas Syahid (Aktor pendatang baru), anggota Group Band Wali dan lain-lain.
Public Figure Wanita; Zaskia Sungkar, Laudya Cintya Bella, Dewi Sandra, Zaskia Adya Meca, Sheren Sungkar, Oki Setyana Dewi, Nuri Maulida, Zee zee Shahab, Sandrina Malakiano dan lain-lain.
Dalam sikap dan tingkah laku mereka terlihat biasa-biasa namun lihatlah dalam bertutur kata, terlihat santun, lugas dan sederhana. Terutama selebriti pria yang alim dan kharismatik; tatapan matanya sejuk, gaya bicaranya santun, gerak tubuhnya ringan, cara berpikirnya sederhana, murah senyum pada semua orang, dan tampilan wajahnya putih bersih dan segar karena selalu terkena air wudhu. Beberapa orang diantara mereka saat ini sedang mendalami ilmu agama dengan baik dan mereka konsisten menjadi muslim dijalan yang benar tanpa merasa malu. Semoga mereka selalu diteguhkan iman islamnya.
Bukan hanya dalam peran di layar kaca, mereka berpenampilan agamis, dalam kehidupan sehari-haripun mereka berpenampilan sebagai umat muslim yang taat (menutup aurat dan menjuhi yang bukan muhrim). Mereka tidak malu-malu menampakkan identitas spiritualnya di muka umum, walau mereka adalah public figure yang selalu jadi perhatian banyak orang. Dan faktanya dengan jumlah penduduk ratusan juta seperti Indonesia ini masih membutuhkan lebih banyak lagi public figure yang punya karakter seperti ini, dalam rangka membendung sikap dan perilaku radikal di masyarakat yang menginginkan hadirnya tokoh panutan yang patut dicontoh.
Dan faktanya diantara mereka adalah pasangan suami istri yang memegang teguh akidah islam, makanya pasangan-pasangan itu terlihat harmonis dan langgeng berumah tangga. Semoga kita bisa menjadi pengikut nabi saw yang mendapat petunjuk. amin
['.
BalasHapus